GEOLOGI SEJARAH - GEOLOGI BAYAT KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH
KAJIAN GEOLOGI DENGAN PENDEKATAN KONSEP
DAUR GEOLOGI
DI DAERAH PERBUKITAN JIWO, BAYAT, KABUPATEN
KLATEN,
JAWA TENGAH
Oleh:
Dewi Fitri Anggraini
Jurusan Teknik Geologi, FTM – UPN “ Veteran ”, Yogyakarta
Abstrak
Berdasarkan penelitian terdahulu
daerah Perbukitan Jiwo, Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah telah ditemukan keragaman
jenis batuan salah satunya yaitu batuan metamorf yang diperkirakan sebagai
basement (alas) Jawa, tentunya ada suatu proses yang mengakibatkan batuan tersebut
terbentuk dan tersingkap dipermukaan, proses yang mengakibatkan fenomena ini
terjadi disebut daur geologi yang terdiri dari proses litogenesa, orogenesa,
dan gliptogesa. Dikaji dari stratigrafinya batuan yang tersingkap didaerah Perbukitan
Jiwo ini mulai dari zaman Pratersier (Kapur Akhir) terdiri dari filit, sekis,
marmer, kuarsit diatasnya terendapkan secara tidak selaras akibat orogenesa
larami Formasi Wungkal-Gamping batuannya terdiri dari breksi polimik,
batugamping Nummulites, batupasir,
batulempung yang diendapkan pada kala
Eosen. Kemudian formasi tersebut mengalami proses orogenesa yang diikuti oleh
aktifitas magmatik berupa intrusi gabbro pada kala Oligo-Miosen. Kemudian
diatas Formasi Wungkal-Gamping terendapkan Formasi Oyo dan Formasi Wonosari
yang terdiri dari batugamping klastik dan batugamping terumbu yang diendapkan
pada kala Miosen Tengah sampai Pliosen. Kemudian endapan tersebut terlipat,
terangkat dan tersesarkan oleh orogenesa Plio-Pliestosen. Sehingga
batuan-batuan yang berumur Kuarter berupa fluvio-vulkanik merapi dan endapan
lempungan lingkungan rawa jombor memiliki hubungan tidak selaras dengan batuan
yang lebih tua. Dengan ditemukannya hubungan ketidakselarasan akibat tiga kali
proses orogenesa didaerah pengamatan maka dapat disimpulkan daerah tersebut
mengalami tiga kali daur geologi.
Kata kunci : daur geologi,
ketidakselarasan
Komentar
Posting Komentar